Dalam pergaulan sehari-hari sering kita mendengar bahwa janji adalah hutang yang harus dibayar dan ada pula yang mengatakan bahwa seseorang itu yang dipegang adalah janjinya atau dipercayanya seseorang itu dikarenakan oleh ketepatan orang tersebut melaksanakan janjinya.
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak para politisi, pemimpin dan siapapun yang dengan entengnya berjanji akan begini dan begitu, namun tak pernah menepatinya.
Alangkah berbahagia bagi mereka yang selalu tepat dalam setiap janji yang diucapkan. Janji itu sejenis sumpah, dan sumpah itu adalah hutang yang akan terbawa mati. Janji-jani yang dikhianati akan menjadi beban berat yang akan dipikul di di dunia ini maupun kelak diakhirat. Siapapun yang berjanji selain janji untuk berbuat maksiat maka janji itu harus benar-benar diperjuangkan mati-matian untuk ditepati. Kita harus rela berkorban demi janji ini ditepati. Karena kesanggupan menepati janji adalah bukti kemuliaan akhlak seseorang.
Seperti itulah besarnya perhatian menepati janji di mata generasi terbaik umat ini. Karena mereka yakin bahwa janji itu akan dimintai pertanggungjawabannya di sisi Allah SWT. Dan tiada kalimat yang terucap kecuali di sisinya ada malaikat pencatat. Intinya, keimanan yang benar itulah yang akan mewariskan segala tingkah laku dan perangai terpuji. Hal ini sangat berbeda dengan orang yang hanya bisa memberi janji-janji manis yang tidak pernah ada kenyataannya. Tidakkah mereka takut kepada adzab Allah SWT karena ingkar janji? Tidakkah mereka tahu bahwa ingkar janji adalah akhlak Iblis dan para munafikin?
Oleh karena itu berhati-hatilah dengan janji atau sumpah. Terutama sangat diingatkan bagi para pedagang yang suka meringankan sumpah dan janji agar dagangannya laku. Juga bagi para bos yang kadang dengan spontan memberikan janji-janji pada karyawannya, amun kemudian mereka melupakan begitu saja janji-janjinya itu. Para pemimpin yang pada saat kampanye dulu banyak mengobral janji-janjinya, namun apa yang mereka janjikan itu tidak lebih dari kedustaan untuk memperdaya banyak orang.
Allah SWT juga berfirman : “Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.” (QS. 48:10). Allah SWT menyebutkan pahala orang-orang yang menepati janjinya dan bertakwa, sesudah memerintahkan untuk menepati janji, untuk memberikan pengertian bahwa menepati janji termasuk perbuatan yang diridai Allah dan orang yang menepati janji itu akan mendapat rahmat Nya di dunia dan di akhirat. Pada ayat ini terdapat suatu prinsip dalam agama yaitu menepati janji dan tidak mengingkarinya, serta memelihara diri dari berbuat maksiat adalah perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, dan patut mendapat limpahan kasih sayang Nya.